Jakarta, StopFitnah.Com – Fitnah dan informasi hoax yang menyerang Megawati dan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P), akhir-akhir ini viral baik di media sosial maupun di media online sepertinya berhasil memakan korban. Ustadz Irfan S Awwas terprovokasi oleh informasi bohong sampai akhirnya menjadi provokator juga.

Tanpa mencari fakta dan kebenaran, melalui pres release redaksi Panjimas, Senin (30/10/2017), Ustadz Irfan S Awwas meminta setiap yang mengaku muslim untuk segera hengkang dari PDI-P.
Menurut Ustadz Irfan, hal itu didasari dari pernyataan Ketum PDIP yang menyebut “Partai kami tidak takut sedikitpun kehilangan pemilih Muslim sekalipun partai kami mendukung UU Ormas”. “Jika tidak takut kehilangan pemilih Muslim. Apakah ibu Megawati sendiri bukan seorang muslimah? Jika bukan muslim, bukan Kristen, apakah PKI?” tanya Ustadz Irfan saat itu.
Megawati tidak takut kehilangan suara umat Muslim, adalah 100 persen Fitnah dan Hoax!!!
tersebut didasarkan pada fitnah dan pembiasan informasi demi kepentingan politik.
Perkataan dan himbauan yang disampaikan Ustadz Irfan didasarkan pada fitnah dan pembiasan informasi demi kepentingan politik dan termasuk dalam kategori provokasi.
Berita yang beredar beberapa waktu lalu itu merupakan provokasi dan fitnah sebagai upaya politik untuk meredusir dukungan massa kepada PDIP. Menjatuhkan Megawati Dan PDIP, itulah tujuan politik yang tersirat.
Yang terjadi sebenarnya adalah PDIP menunjukkan loyalitas dan komitmennya pada Pancasila sehingga berani mengambil langkah yang tidak popular demi menjaga kedaulatan NKRI.
Sungguh sangat disayangkan seorang Ustadz bisa dengan mentah-mentah mempercayai berita Hoax yang dibuat oleh pihak-pihak tertentu dengan tujuan untuk mengadu domba dan menimbulkan keresahan serta memecah belah bangsa.
Bangsa Indonesia adalah bangsa yang besar dengan berbagai suku, agama dan ras. Janganlah terprovokasi oleh permainan sekelompok orang yang menginginkan terjadinya perpecahan dengan mengangkat isu SARA untuk suatu kepentingan politik.
Masyarakat harus cerdas dalam bermedia sosial dan bijak memilah antara yang benar dan sekedar hoax atau fitnah.