JAKARTA – Program pemerintah untuk melindungi masyarakat dari penipuan, tindak kejahatan dan pelanggaran hukum melalui sarana telepon seluler dan media elektronik dengan registrasi karti SIM prabayar dinilai buruk oleh kalangan yang tidak bertanggungjawab.

Diantaranya, Danke Soe Priatna. Dalam artikel berjudul “Negeri Registrasi dan Atraksi Sang Menteri” yang dimuat oleh portalnegeri.com, Senin (12/3), Danke menyebut program pemerintah tersebut hanya permainan untuk bandar tertentu. Pernyataan seorang menteri yang menyatakan kemungkinan data nomor induk kependudukan di kartu keluarga dan kartu tanda penduduk dapat disalahgunakan dinilai sebagai tindakan konyol, karena tidak diantisipasi sebelumnya.
Danke kemudian memfitnah pemerintah dengan rezim abal-abal karema polemik resgitasi kartu prabayar sudah mengemuka sebelumnya, namun oleh pemerintah tidak digubris.
Selain mengeluarkan pernyataan tendensius soal registrasi ulang kartu prabayar, Danke juga mengomentari mengenai menteri soal kemampuan anak bangsa dalam menggarap proyek multy millions dollars.
Ia menuding, pemerintah tidak jeli melihat potensi anak bangsa. Danke mengatakan, banyak anak bangsa yang pintar dan ternyata kemampuannya diakui oleh negara lain, sebagai contoh Presiden ketiga RI, BJ Habibie.
Pernyataan Danke dalam artikel ini sarat kebencian terhadap pemerintah. Pasalnya, registrasi SIM Card handphone ditujukan untuk meredusir munculnya kejahatan yang menggunakan media tersebut. Kondisi di Indonesia berbeda dengan di negara lain yang masyarakatnya memiliki kesadaran lebih tinggi dalam mengontrol penyebaran hoax.
Menurut Direktur Jenderal Penyelenggaraan Pos dan Informatika Kementerian Komunikasi dan Informatika (Dirjen PPI Kemkominfo) Ahmad Ramli, registrasi ulang kartu SIM prabayar bertujuan untuk mendukung perkembangan ekonomi digital. Dengan begitu, transaksi keuangan di dunia online menjadi lebih aman.
Selain itu, registrasi ulang kartu SIM dimaksudkan untuk melindungi masyarakat dari penipuan, tindak kejahatan dan pelanggaran hukum melalui sarana telepon seluler dan media elektronik lainnya.
Terkait kemampuan anak bangsa, jika memang Danke memiliki kepedulian dan memiliki kompetensi yang tinggi sebagai anak bangsa, seharusnya ia membantu menggerakkan generasi muda untuk membantu pemerintah menyelesaikan berbagai permasalahan yang ada di Indonesia. Bukan sebaliknya, memberikan komentar negatif dan provokatif hanya berdasarkan opini pribadi. Hal tersebut sungguh bertolak belakang dengan artikel yang ia tulis.