Calon gubernur Sumatera Utara Djarot Saiful Hidayat membuat sebuah kejutan. Saat melakukan kunjungan ke Dusun 10, Desa Serdang, Kecamatan Beringin, Kabupaten Deliserdang, Sumatera Utara, Djarot secara tiba-tiba langsung turun ke sawah.

Para petani yang sedang menanam pun kaget lalu tertawa melihat aksi Djarot. Apalagi Djarot masih mengenakan lengan kemeja lengan panjang serta celana bahan berwarna hitam.
Menurut cagub yang diusung PDIP ini, sawah dan padi mengingatkannya pada Kota Blitar, Jawa Timur. Sebelum menjadi Wakil Gubernur DKI Jakarta, Djarot menjabat sebagai Wali Kota Blitar selama dua periode. “Saya seperti nostalgia. Di Blitar dulu sering ke sawah, karena di Jakarta tidak ada sawah. Yang ada hanya sawah besar,” kata dia.
Ia menambahkan kerap mengajak ketiga putrinya itu liburan di persawahan ketika mereka masih kecil. “Yang orang banyak lupa bahwa sawah ini juga bisa dijadikan objek wisata. Baginya membajak dan menanam padi merupakan pengalaman beda yang tidak dimiliki anak-anak di kota dan ini bisa mengundang wisatawan untuk datang,” ujarnya.
Menurut Djarot, daya tarik itu bertambah bila di sekitar sawah dilengkapi belut sehingga para wisatawan dapat memancingnya. Ia mengatakan kawasan Batangkuis bisa dijadikan desa wisata jika dibuat dengan bagus dan menarik.
“Irigasi di sini juga sudah cukup baik. Tinggal pengelolaannya saja yang perlu dimaksimalkan,” tutur dia.
Tak lupa, Djarot menyampaikan Sumut bisa menjadi provinsi sebagai lumbung pangan. Tak hanya itu, dia juga meyakini Sumut bisa membantu pemerintah dalam mewujudkan swasembada pangan sehingga tidak mengimpor beras lagi.
Ia mengatakan, tugas pemerintah adalah mengendalikan dan menjamin harga. “Hal ini pula yang akan dilakukannya ketika insya Allah, menjadi Gubernur Sumut mendatang, intinya petani harus terjamin,” ucapnya.
Djarot juga sempat bertanya kepada para petani yang mayoritas kaum ibu sambil terus menanam padi. Dia bertanya soal sawah dan irigasinya. Salah seorang warga, Suharti, mengaku terkejut dengan aksi Djarot yang masuk ke sawah bersamanya berkubang lumpur.
“Mana ada pejabat yang mau masuk ke lumpur. Hanya Pak Djarot yang mau,” kata Suharti.