JAKARTA – Tokoh Islam mengecam aksi ledakan bom yang terjadi di tiga gereja di Surabaya, Jawa Timur, Minggu (13/5). Menurut para tokoh tersebut, aksi terorisme bukan ajaran Islam karena Islam mengajarkan Rahmatan Lil Alamin atau Rahmat untuk Seluruh Alam.

KH Ahmad Mustofa Bisri atau yang kerap disapa Gus Mus mengatakan perbuatan jahat dan keji bukan ajaran Agam Islam. Kekerasan dan kekejaman yang lahir dari sebuah kebodohan yang dihasut oleh fitnah kedengkian.
“Islam bertuhankan Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang dan datang rahmatan lil’ãlamïn. Kekerasan dan kekejaman lahir dari kebodohan yang dihasut oleh fitnah kedengkian,” kata Gus Mus.
Hal senada dikatakan Ketua Bidang Dakwah Majelis Ulama Indonesia (MUI) KH Cholil Nafis. Cholil mengutuk keras teror bom yang menewaskan 11 orang dan puluhan luka ini.
Ia menegaskan, aksi ini bukan produk ajaran Islam. Terorisme itu bukan produk agama apalagi termasuk ajarannya. Terorisme itu produk dari kebencian, kesesatan berpikir dan berkeyakinan serta pelampiasan dari kecongkakan orang sombong
“Sangat dilarang oleh agama Islam. Kamu (MUI) mengutuk aksi teror itu. Agama tak mengajarkan dalam perjuangan menegakkan kebenaran dengan cara membunuh orang lain apalagi diri sendiri,” tuturnya.
Cholil meminta kepolisian segera mengungkap otak pelaku bom bunuh diri serta meningkatkan keamanan untuk memberi ketenangan masyarakat.
Kecaman juga datang dari Pimpinan Daerah (PD) Muhammadiyah Kota Surabaya. Ketua PD Muhammadiyah Surabaya, Mahsun Jayadi. Pihaknya mengutuk keras tindakan pengeboman di Kota Surabaya yang selama ini terkenal aman dan damai.
Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) menyampaikan rasa belasungkawa dan duka cita mendalam bagi seluruh korban bom tersebut.
“NU mengutuk keras tindakan itu. Penggunaan kekerasaan dalam kawasan damai (bukan perang) adalah kejahatan. Dan apapun alasannya, tidak dapat dibenarkan,” kata Ketua PBNU, Robikin Emhas.
Ia melanjutkan, perbuatan teror hanya dilakukan oleh orang-orang yang menginginkan terciptanya kekacauan, kepanikan di tengah masyarakat. Namun, kondisi itu tak akan pernah berhasil, mengingat jiwa patriotisme bangsa Indonesia sudah teruji dalam sejarah.
Mewakili PBNU, Robikin mengimbau masyarakat tetap tenang dan tak terpancing upaya provokasi atas tindakan para pelaku teror, seraya memberikan dukungan kepada Polri untuk mengungkap teror bom yang telah merenggut korban jiwa dan luka-luka itu.