JAKARTA – Menjadi partai koalisi pemerintah memang harus kebal fitnah. Seperti PDIP yang kerap diserang isu miring, kali ini PDIP dituding membuat sosialisasi yang cukup sensitif dengan menyebut daging babi aman dikonsumsi.

Berita itu dipelintir sedemikian rupa. Faktanya, PDIP menggelar sosialisasi di Sekretariat DPD PDI Perjuangan Bali di Renon. Sosialisasi ini dilakukan dengan tujuan agar masyarakat tidak takut mengonsumsi babi. Asalkan babi dimasak benar-benar matang, tentu saja aman bagi tubuh.
Acara yang digagas Wakil Ketua DPD PDIP Nyoman Parta itu dihadiri pakar peternakan Unud dan awak media sembari menyantap babi guling bersama. Parta mengatakan, babi bukanlah penyebab tunggal meningitis. Di samping bakteri, ada juga virus, jamur, dan parasit.
Tiga pakar dari Unud yang diundang adalah Peneliti Ternak Babi Prof. Komang Budaarsana (ketua Asosiasi Ilmuan Ternak Babi Indonesia), Wakil Dekan III Fakultas Peternakan Unud Dr. I. I Nyoman Tirta Aryana (sekjen Asosiasi Ilmuan Ternak Babi Indonesia), dan dosen Fakultas Peternakan Unud Dr. Ni Luh Putu Sriyani (ketua Ikatan Sarjana Peternakan Indonesia).
Sebelum dilaksanakan makan bersama, para pakar menjelaskan soal bakteri Meningitis Streptocuccus suis (MSS). Menurut Prof. Komang Buda, bakteri MSS akan mati pada suhu 56 derajat celcius. Sedangkan babi guling dengan berat antara 20-40 kg akan matang pada suhu 110 derajat celcius selama kurang lebih 2 jam. Dengan catatan, peralatan lain yang dipakai dalam proses pembuatan dan penyajian babi guling juga harus bersih.
“Kalau semua itu terpenuhi, maka mengonsumsi daging babi sangat aman,” tegasnya.
Namun, masyarakat diingatkan agar tidak mengonsumsi daging babi yang masih mentah atau diolah tidak dengan matang. Termasuk jangan memotong babi yang sakit. Pencegahan MSS bisa dilakukan juga melalui penyemprotan kandang babi dengan desinfektan seminggu sekali. Kandang, tempat pakan dan minum babi harus dipastikan kebersihannya.
Hal senada disampaikan Dr. Sriyani. Dijelaskan, daging apapun pada dasarnya merupakan media yang sangat baik untuk bakteri. Pasalnya, daging mempunyai kadar air yang tinggi, kaya protein, serta memiliki PH yang sangat pas untuk bakteri hidup.
Pemeriksaan ambang batas populasi bakteri patogen pada daging umumnya memang dilaksanakan di laboratorium. Namun, ada cara mudah yang bisa dilakukan untuk melihat daging yang layak dikonsumsi.