JAKARTA – Politikus Partai Keadilan Sejahtera (PKS) menegaskan PKS akan hancur karena gaya kepemimpinan dan para sikap para kadernya. Banyak kader PKS yang selalu menganggap kalimat pimpinan PKS adalah hukum tertinggi atau taklid.

“Ada kesalahan berpikir dari awal yang menganggap seolah-olah kata-kata pimpinan PKS itu pasti lebih tinggi dari hukum negara,” kata Fahri di Kompleks Parlemen, Jakarta, Jumat (3/8).
Ia kemudian menceritakan perseteruannya dengan PKS. Dalam perseteruan itu, Fahri mengajukan gugatan atas pemecatannya oleh PKS. Fahri menang telak karena Pengadilan Negeri Jakarta Selatan hingga Mahkamah Agung mengabulkan gugatan Fahri Hamzah.
“Lawyer-lawyer oknum pimpinan PKS itu yang dibaca apa kata pimpinan, bukan hukum negara. Dianggap kalo mengutip kata-kata pimpinannya bisa menang di pengadilan, ya gak bisa,” ujarnya.
Fahri juga mengatakan sami’na wa atho’na (kami mendengar dan kami taat) di dalam PKS. Prinsip itu demikian membuat anggota PKS abai terhadap hukum negara dan hanya mendengarkan apa yang diucapkan oleh pimpinan PKS.”Enggak boleh orang berpartai begini, rusak partainya. Nanti kalau memimpin negara rusak negaranya,” tutup dia.