
JAKARTA – Media online eramuslim.com memuat berita provokatif. Media ini memelintir fakta mengenai elektabilitas calon presiden Joko Widodo dan calon wakil presiden KH Ma’ruf Amin.
Mengutip Peneliti Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Adjie Alfaraby, era muslim menyebut dukungan kaum terpelajar untuk Jokowi turun karena banyak pihak kecewa dengn capaian pemerintahan Jokowi.
“Kalau dilihat alasannya, salah satunya adalah persepsi terhadap kinerja. Tingkat kepuasan kepada Jokowi memang di segmen ini agak kurang dibanding segmen lain,” kata Adjie, Rabu (22/8).
Adjie kemudian secara provokatif mengatakan, kalangan terpelajar yang tidak terpuaskan cenderung memilih alternatif lainnya. Dalam konteks Pemilihan Umum Presiden (Pilpres) 2019, alternatif itu direpresentasikan oleh pasangan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno.
Peneliti LSI Rully Akbar menambahkan, kehadiran KH Ma’ruf Amin sebagai ulama senior membawa pengaruh positif di kalangan pemilih Muslim. Survei terbaru LSI menunjukkan, kehadiran Ma’ruf meningkatkan elektabilitas Jokowi di kalangan pemilih Muslim, dari 51,7 persen menjadi 52,3 persen.
Kenaikan itu, menurut Rully, cukup signifikan mengingat populasi pemilih Muslim mencapai 89,9 persen dari kesluruhan pemilih. “Ada yang terbuang dan terambil juga,” kata dia.
Menurut Rully, Jokowi-Ma’ruf masih memiliki peluang untuk kembali mendapatkan dukungan kaum terpelajar dengan populasi 9,9 persen itu. Pasalnya, Jokowi memiliki pola yang cukup baik dalam membuat “sensasi”, seperti saat pembukaan Asian Games.
“Dia berhasil merebut hati publik, khususnya kaum terpelajar maupun muda. Di sisi lain, dia punya andalan infrastruktur. Itu akan dikedepankan,” ujar dia.
Di kubu Prabowo, Rully menduga, masih akan memakai isu, seperti kebocoran ekonomi, kemiskinan, atau pengangguran. Menurut dia, isu itu masih terlalu luas dan belum mengerucut menjadi solusi dengan program teknis.