JAKARTA – Bakal calon Wakil Presiden KH Ma’ruf Amin menegaskan dirinya tidak ingin bertemu imam besar Front Pembela Islam (FPI) Habib Rizieq Shihab di Mekkah. Hal itu untuk menghindari politisasi.

“Kenapa (nggak mau ketemu Habib Rizieq)? Dia takut dipolitisasi,” kata mantan pengacara Habib Rizieq, Kapitra Ampera di Jalan Trunojoyo, Jakarta Selatan, Rabu (29/8).
Kapitra menambahkan, hubungan Ma’ruf dengan Habib Rizieq sangat dekat. Selain itu, Ma’ruf Amin merupakan salah satu tokoh yang melahirkan Gerakan Nasional Pengawal Fatwa (GNPF) Ulama, yakni sebuah gerakan massa besar yang menuntut mantan Gubernur DKI Jakarta Basuki T Purnama untuk dijebloskan ke penjara lantaran dianggap menistakan agama.
“GNPF itu nggak akan lahir kalau nggak ada Kiai Ma’ruf,” ujarnya.
Ma’ruf hadir di Hotel Aryaduta untuk menghadiri silaturahmi nasional Pengurus Besar Nahdhatul Ulama (PBNU). Sejumlah tokoh Nahdhatul Ulama seperti Ketum PBNU Said Aqil Sirajd, Sekjen PBNU Helmy Faishal Zaini dan Ketua PBNU Marsyudi Suhud juga tampak hadir dalam acara itu.
Ma’ruf menegaskan dirinya hanya fokus untuk menunaikan ibadah ketimbang melakukan hal yang bernuansa politis di tanah suci. Ia mengatakan bahwa ibadah haji tak semestinya dicampurkan dengan kegiatan yang berbau politis.
“Saya kan [ibadah] haji, enggak ada unsur politik,” kata dia.
Lihat juga: Tim Jokowi-Ma’ruf Terima Saran Evaluasi Bahaya Mulut Ngabalin
Ma’ruf pun membantah bahwa dirinya berencana menemui Rizieq saat tiba di tanah suci. Ia menyatakan tujuannya beribadah hanya sekadar melaksanakan perintah berhaji
“[Hanya] haji saja,” pungkas Ma’ruf.
Ma’ruf menjalani ibadah haji dan pulang ke tanah air pada Senin (27/8) malam.
Sementara terkait kedatangannya ke acara Silaturahmi nasional PBNU, Mar’uf mengatakan dirinya sengaja hadir untuk bertemu dengan para kader Nahdhatul Ulama di seluruh Indonesia sekaligus melakukan konsolidasi organisasi.
“Untuk konsolidasi satu abad NU juga ya,” kata Mar’uf.
Maruf pun membantah bahwa kehadirannya pada acara tersebut terkait agenda Pilpres tahun 2019. Ia menegaskan bahwa PBNU kerap kali mengadakan agenda-agenda konsolidasi untuk perbaikan organisasi dan kehidupan masyarakat.
“Enggak, enggak [terkait Pilpres]. Untuk NU itu kan selalu melakukan konsolidasi untuk bagaimana bisa mengenai perbaikan organisasi, partisipasi dengan kehidupan bangsa dan negara,” kata Mar’uf.