Jakarta – Pembangunan infrastruktur yang dilakukan oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) merupakan upaya untuk menciptakan pemerataan pembangunan dan kesejahteraan di seluruh wilayah NKRI termasuk di Tanah Papua.

Salah satu contoh nyata betapa pentingnya pembangunan dan pengembangan infrastruktur terlihat pada kejadian di Asmat dimana sulitnya perangkat kesehatan untuk menjangkau wilayah tersebut.
Membuka akses melalui pembangunan infrastruktur dilakukan Jokowi agar setiap daerah di wilayah Papua dapat dicapai dengan lebih mudah sehingga membantu untuk meningkatkan ekonomi dan kesejahteraan rakyat Papua.
Presiden Jokowi tidak melakukan pencitraan. Jokowi justru meminta agar kasus tersebut tidak ditutup-tutupi agar dapat diselesaikan secara optimal.
Upaya yang dilakukan Presiden Jokowi adalah sebagai amanah Undang-Undang yakni mewujudkan masyarakat Indonesia yang adil dan makmur. Namun hal tersebut tidak dapat dilakukan dengan serta merta, melainkan secara bertahap.
Seperti yang diketahui bersama, permukiman di Bumi Cendrawasih memiliki ciri yang khas yakni sulit dijangkau dan terpencil.
Beberapa waktu yang lalu, Bupati Kabupaten Puncak, Papua, Willem Wandik, menyampaikan terima kasihnya kepada Presiden Jokowi karena telah mengeluarkan kabupaten Puncak sebagai daerah terisolasi dengan membangun infrastruktur dan transportasi.
Kabupaten Puncak merupakan kabupaten baru yang paling terisolasi dan sebelumnya hanya bisa dijangkau dengan transportasi udara yang berdampak pada tinggina harga barang-barang kebutuhan pokok di wilayah tersebut.
Menurut Willem, masyarakat papua saat ini sudah merasakan nawacita presiden Jokowi, bensin yang tadinya Rp. 50.000/ liter jadi Rp. 6.500 / liter, Semen jadi 1 juta/sak, Bandara Amigaru Ilaga yang tadinya hanya 600 meter sedang dibangun hingga 1600 meter, Bandara Sinak sudah 1100 meter. Diharapkan pada tahun 2018 semua infrastruktur sudah selesai, agar negara hadir dengan adil di hati rakyat papua lebih khusus pegunungan tengah papua.