JAKARTA – Wakil Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) DKI Jakarta, Sarman Simanjorang menilai pemerintah Joko Widodo-Jusuf Kalla berhasil menjaga stabilitas harga pangan pada saat menjelang hingga pasca perayaan Idul Fitri. Hal itu dinilai pengamat dan pelaku usaha, berkontribusi menciptakan kondusifitas politik sehingga proses pembangunan dapat berjalan lebih baik ke depan.

Menurut Sarman, stabilitas pangan ini timbul dikarenakan pemerintah telah mengantisipasi kebutuhan masyarakat sejak lebih dari tiga bulan yang lalu. Stabilnya harga pangan dikarenakan pemerintah pusat melalui Kementerian Perdagangan yang dibantu Satgas Pangan proaktif memantau pendistribusian berbagai barang kebutuhan pokok. Dengan demikian, aliran distribusi menjadi lancar dan isu terkait kekurangan bahan pokok bisa diminimalkan. Dampak akhirnya, harga pun menjadi tidak bergejolak.
“Kita harus mengapresiasi kinerja itu, termasuk pemerintah pusat melalui Kementerian Perdagangan,” katanya di Jakarta, Kamis (21/6).
Pemantauan rutin yang dilakukan pemerintah diyakini pula menggerus upaya mafia pangan yang kerap memanfaatkan momentum Lebaran mencari untung. Terlebih Kementerian Perdagangan, pemerintah daerah, beserta Bulog gemar melakukan operasi pasar guna menekan harga.
“Kalau demand dan supply itu seimbang, kita yakin bahwa harga tidak bergejolak. Kita lihat hasilnya saat ini bahwa ketika menjelang Lebaran harga-harga bahan pokok itu pada posisi stabil. Stabil bukan berarti tidak naik,” tutur Sarman.
Sarman juga mengapresiasi pola komunikasi Menteri Perdagangan, Enggatiasto Lukita yang kerap memanggil para importir untuk memastikan izin dan penyaluran agar sesuai. Langkah ini dianggap mampu menghilangkan mafia-mafia importir yang kerap menyalahgunakan izin impornya.
Dengan dialog para importir tersebut, kementerian jadi bisa mengetahui total berapa izin impor yang didapat para importir. Dari sana, langkah selanjutnya bisa ditanyakan volume pendistribusian barang yang sudah impor kepada masyarakat. Jika ada yang tidak tepat sesuai, bisa segera diketahui dan ditindak. Dikombinasikan dengan pemantauan yang rutin, stok di pasar menjadi kian terjaga.
Pengamat Politik dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Adriana Elisabeth menyampaikan hal senada. Ia mengatakan, keadaan ini membuat stabilitas politik sekarang cukup terjaga sehingga proses pembangunan dapat berjalan lebih baik. Kondisi ini menurutnya adalah sebuah kemajuan yang selayaknya perlu diapresisasi oleh semua pihak.
“Saya pikir ini sebuah kemajuan yang patut diapresiasi yah,” ucapnya.
Kemajuan di sektor pangan yang mampu meredam gejolak kenaikan harga komoditas pangan, khususnya pada saat menjelang hingga pasca perayaan Hari Raya Idul Fitri menurut Adriana harus diakui sebagai sebuah keberhasilan di era pemerintahan Joko Widodo-Juuf Kalla.
“Ini merupakan salah satu keberhasilan pembangunan dari pemerintah sekarang. Itu harus diakui adanya,” kata Adriana.
Ketersediaan kebutuhan pokok yang memadai, diakui Adriana pun berpengaruh menentukan kualitas sumber daya manusia dan stabilitas sosial politik sebagai prasyarat untuk melaksanakan pembangunan.
“Repotnya kalau tahun politik kan biasanya semua bisa digunakan sebagai alat untuk menyerang kebijakan pemerintah. Kekurangannya lebih diungkap daripada keberhasilan,” katanya.
Adriana memandang pemerintah sekarang bahkan sudah transparan dan terbuka sehingga keberhasilan dan kekurangannya pun bisa dengan mudah diketahui. Oleh karenanya, Adriana berharap pemerintah sekarang dapat terus konsisten dan lebih baik lagi dari tahun ke tahun.
Mengacu pada indikator harga di hargapangan.id, kisaran harga bahan pokok sehari menjelang Lebaran memang tidak tampak melonjak. Harga cabai merah yang cenderung melambung terpantau masih di kisaran Rp66.450 secara nasional.
Harga beras, meski naik, tidak juga melonjak karena berada di kisaran Rp11.900. Bahkan harga bawang putih yang tahun lalu sempat menyentuh Rp80 ribu menjelang Lebaran, di tahun ini hanya terpatok di Rp32.800 sehari menjelang hari raya. Begitu halnya dengan harga daging, sangat stabil. Bahkan, belakangan mengalami penurunan.
Terhadap fluktuatifnya harga, Ketua Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (Ikappi) Abdullah Mansuri di kesempatan berbeda mengatakan, pasokan bahan pangan pasca lebaran tahun ini relatif aman.
Abdullah mengatakan, pasokan pangan masih terus disuplai ke pasar-pasar tradisional. Menurutnya, selama ini belum ada kendala untuk ketersediaan bahan pangan, kecuali ayam yang pasokannya tidak banyak.