JAKARTA – Alumni 212 membuat pernyataan blunder. Setelah sebelumnya Muhammad Al Khaththath mengaku kecewa terhadap Gerindra, PAN, dan PKS karena menolak mendukung mantan Ketua PSSI La Nyalla Mattalitti, kini muncul pernyataan Humas Presidium Alumni 212 Novel Bamukmin yang menegaskan pertemuan antara La Nyalla dan angota presidium 212, tidak terkait politik praktis.

Terkesan sikap alumni 212 plin plan, Novel mengatakan sikap Alumni 212 dengan surat terbuka berisi pertemuan La Nyalla tidak ada hubungan dengan Presidium Alumni 212. Ia pun menegaskan Presidium Alumni 212 tidak terlibat, tidak bertanggung jawab, dan tidak ikut campur dalam agenda politik praktis partai.
“Presidium Alumni 212 tidak pernah merekomendasikan nama untuk dicalonkan dalam Pilkada 2018,” ujarnya, Sabtu (13/1).
Novel menyebutkan, Presiden Alumni 212 hanya mengimbau dan mengharapkan Koalisi Partai 212 (PKS, PAN, Gerindra, dan PBB) tetap solid dan tidak berkoalisi dengan partai pendukung penista agama dan Perppu ormas.
“Dengan Surat Terbuka ini diharapkan seluruh keluarga besar Presidium Alumni 212 tetap menjaga persatuan umat. Ingat, jika kita terpecah maka merekalah yang bertepuk tangan,” kata Novel.
Novel menegaskan, sikap resmi Presidium Alumni 212 terhadap perhelatan politik nasional, baik 2018 ataupun 2019, akan ditentukan dalam musyawarah ulama dan pengurus Presidium Alumni 212 pada Mukernas akhir Januari 2018 nanti, serta arahan dari Habib Rizieq Shihab.
Sebelumnya, alumni 212 Muhammad Al Khaththath mengaku prihatin terhadap partai politik yang selama ini dinilai pro umat Islam. Menurutnya, Gerindra, PAN dan PKS tidak mendengar aspirasi umat di daerah dalam Pilkada Serentak 2018 ini.
Al Khaththath mengaku, alumni 212 menyarankan lima nama kader di lima daerah untuk diusung dalam Pilkada 2018, namun tidak satupun yang mendapat persetujuan, salah satunya nama La Nyalla Mahmud Mattaliti.