JAKARTA – Presiden Joko Widodo mungkin harus menyediakan kesabaran yang no limit alias tidak terbatas. Sebaik apapun sikap yang dilakukan Joko Widodo, tetap suara miring mengiringi setiap langkahnya.

Fitnah terhadap mantan Wali Kota Solo ini mungkin tidak terhitung lagi jumlahnya. Apapun yang dilakukan Jokowi, selalu ada sentimen negatif terhadapnya. Yang sering ‘mampir’ memfitnah Jokowi adalah tudingan jika Jokowi anti Islam karena tindakan aparat penegak hukum yang memproses hukum sejumlah ulama, diantaranya Habib Rizieq Shihab.
Tudingan itu tentu tidak berdasar dan fitnah. Pasalnya, dalam setiap kunjungan kerja ke sejumlah daerah, Jokowi justru menunaikan solat di Musolah kecil. Ia mampir ke mushala, solat berjamaah dengan Imam dari mushala itu sendiri.
Barangkali Jokowi adalah Presiden Indonesia yang paling sering mampir ke mushala kecil atau masjid kampung dan berjemaah bersama rakyat. Tanpa seremoni. Tanpa protokoler. Mampir untuk sholat, lalu meneruskan perjalanan.
Tapi kenapa sebagian mereka menuding Jokowi anti Islam?
Selama masa jabatannya sebagai Presiden, Jokowi adalah Presiden yang paling sering mengunjungi pondok Pesantren. Berdialog dengan para santri.
Ketika berjumpa para Kyai, Jokowi mencium tangannya dengan takjim. Seperti layaknya santri bertemu kyainya.
Tapi mereka menuding Jokowi anti Islam.
Masih ingatkah di jaman SBY jika Rizieq dua kali ditahan? bandingkan dengan jaman Jokowi, Rizieq baru mau diperiksa polisi karena diduga mesum. Gambar dan chat cabulnya beredar. Rizieq kabur.
Namun mereka tidak menuding SBY mengkriminalkan ulama. Tuduhan itu justru dialamatkan pada Jokowi.
Di jaman SBY, presiden pernah bicara ke publik sedang jadi incaran teroris Islam garis keras. Di jaman Jokowi, banyak orang terang-terangan melemparkan ancaman via medsos kepada Presiden.
Tapi tidak pernah ada satupun kata yang keluar dari Jokowi soal ancaman pada dirinya.
Dia malah cuek saja berjumlah dengan ribuan bahkan jutaan orang rakyatnya.
Tidak ada ketakutan apalagi kecurigaan pada rakyat. Tapi mereka tetap saja menuding Jokowi anti Islam.
Lalu siapakah mereka yang menuding-nuding itu?
Pertama, yang rajin menuding Jokowi adalah tokoh-tokoh agama dari HTI.
Organisasi yang di banyak negara ini dilarang karena sering bersentuhan dengan kegiatan teroris, memang selalu memusuhi pemerintah yang Syah.
Tujuan mereka melakukan itu agar sebuah pemerintahan ambruk. Lalu berharap digantikan oleh sistem khilafah. Jadi kalau di Saudi atau Turki, Hizbut Tahrir dilarang, ya wajar saja.
Kedua, biasanya tudingan kepada Jokowi dilakukan oleh para simpatisan Islam garis keras seperti ISIS, Al Qaedah dan turunannya. Kaum seperti ini memang dimana-mana kerjanya merusak saja.
Ketiga, tudingan itu dilakukan para politisi partikelir yang suka menjual isu agama. Kita punya banyak partai berbasis masa Islam.
Tapi yang paling rajin menuding Jokowi anti Islam adalah kaum sapi bongkrek. Mereka inilah yang setiap hari kerjanya melempar fitnah dan isu pada presiden.
Keempat, kelompok-kelompok kepentingan yang menjadikan agama sebagai basis pengumpulan masa.
Mereka berada di organisasi-organisasi front-front-an, organisasi kedaerahan, organisasi jihad abal-abal.
Suka mengumpul-ngumpulkan sumbangan untuk jihad, padahal cuma memperkaya kantongnya saja.
Kelima, para penganut Wahabi, yang cara mikirnya puritan dan kolotnya minta ampun. Mereka ini biasanya akan menyerang siapa saja yang berbeda.
Mereka menuding kyai-kyau NU, mengkafirkan orang Islam yang berbeda pandangan, memusuhi non-muslim, menyuruh minum kencing Onta, dan sebagainya.
Orang-orang jenis ini selalu memusuhi Jokowi yang menganut Islam mengikuti mazhab Imam Syafei seperti sebagian besar penganut Islam di Indonesia.
Terakhir adalah para politisi yang sebetulnya gak ada bau-bau islamnya, tapi ngebet banget mau berkuasa. Makanya mereka sering memainkan isu agama ini untuk memuluskan niatnya. Padahal mah, tokoh yang diusung, boro-boro islami. Baca juz amma saja babak belur.
Artinya jika orang-orang itu menyerang Presiden Jokowi sebagai anti Islam, sesungguhnya yang mereka serang adalah Islam cara kita.
Sebab Islamnya Pak Jokowi sama persis seperti Islamnya kebanyakan orang Indonesia.
Pak Jokowi bisa sholat di masjid atau mushola mana saja.
Sadarkah jika
kesantunan yang diajarkan Jokowi sangat Islami. Jokowi mencium tangan pada kyai atau guru yang mengajarkan kebaikan akhlak.
Jokowi menghormati pesantren sebagai lembaga pendidikan keagamaan yang penting di Indonesia. Jokowi mempraktekkan Islam yang toleran dan penuh kasih sayang.
Tidak mudah mengkafirkan dan mensesatkan orang lain.
Jokowi meyakini Islam yang rahmatan Lil alamin.
Yang memberikan manfaat pada kemajuan peradaban dan kehidupan. Mereka yang menyerang cara Jokowi beragama,
sesungguhnya mereka juga sedang menyerang cara kita beragama.
Tujuannya cuma mau merusak bangsa ini.