JAKARTA – Tokoh pendiri partai Keadilan Sejahtera (PKS), Ustaz Mashadi meminta PKS membubarkan diri. Hal itu dilakukan karena Mashadi merasa kecewa dengan perilaku sejumlah petinggi PKS yang berurusan dengan KPK, ditambah lagi beberapa tokoh penting PKS tidak bisa lagi memberikan contoh yang baik kepada umat.

“Saya minta supaya PKS itu membubarkan diri dan seluruh asetnya dijual dikembalikan ke masyarakat dan kemudian minta maaf kepada seluruh rakyat Indonesia,” kata Mashadi di depan ratusan orang yang menghadiri acara diskusi “Parpol Islam: Solusi Atau Masalah” yang diselenggarakan oleh Forum Studi Islam (FSI) FISIP Universitas Indonesia, Rabu (10/4).
Mashadi kemudian menjelaskan kekecewaan pertama dengan ditangkapnya LHI oleh KPK dan dipanggilnya Hilmi Aminuddin ke KPK merupakan sesuatu yang tidak bisa beliau bayangkan sebelumnya. “Ini benar-benar unpredictable tokoh partai dakwah bisa terlibat kasus seperti ini,” ujarnya dengan nada kecewa.
Ditangkapnya LHI dalam kasus korupsi oleh KPK, bagi Mashadi sebagai sesuatu yang tidak masuk akal. “Tidak masuk akal pemimpin puncak jamaah dakwah di Indonesia ditangkap oleh KPK dan ditahan atas tuduhan korupsi,” tegas dia.
Dikenal sebagai sosok bersahaja, Mashadi termasuk generasi awal gerakan Tarbiyah (Ikhwanul Muslimin) di Indonesia. Di era reformasi, Mashadi bersama dengan ustadz Abu Ridho-lah yang sangat getol mewacanakan agar jamaah Tarbiyah membentuk partai politik dengan alasan memanfaatkan momen yang terjadi saat itu. Dan di tahun 1999 resmi berdiri partai politik yang berasal dari jamaah tarbiyah dengan nama Partai Keadilan (PK) – yang setelah tidak lolos electoral treshold berganti nama menjadi PKS (Partai Keadilan Sejahtera).
Karena kesederhanaannya sewaktu menjadi anggota legislatif di era PK, Ustadz Mashadi di pemilu 2004 menjadi salah satu ‘jualan’ PKS untuk meraih simpati masyarakat. Dan terbukti pada pemilu 2004, PKS meraih suara yang signifikan.