Jakarta – Dalam rangka mendukung penyelenggaraan Pertemuan Tahunan International Monetary Fund – World Bank, Pemerintah telah mengeluarkan anggaran guna memperluas apron di Bandara Bali dan membuat terowongan di persimpangan yang ada di Bali agar tidak macet.

Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) mengungkapkan bahwa pembangunan tersebut masih dapat terus dipergunakan bahkan setelah selesainya kegiatan tersebut sehingga sangat bermanfaat untuk masyarakat Bali dan rakyat Indonesia pada umumnya.
“Anggaran itu dipakai untuk memperluas apron di Bandara Bali, membuat terowongan di persimpangan yang ada di Bali sehingga tidak macet.” Presiden menyampaikannya melalui keterangan tertulis dari Biro Pers Sekretariat Presiden, Senin (8/10)
Sementara itu, tamu undangan mengeluarkan biaya sendiri untuk hotel dan akomodasi lainnya. Pemerintah hanya sekadar menanggung persiapan untuk para tamu yang hadir, bukan membayar keperluan tamu.
Anggaran yang tersedia sebesar Rp 810 miliar namun atas arahan Jokowi, biaya telah dihemat dan hanya dipakai Rp 566 miliar untuk pelaksanaan acara IMF-Bank Dunia selama tujuh hari.
Total pemasukan dari pertemuan IMF-Bank Dunia diperkirakan mencapai Rp1,7 triliun. Dengan total pengeluaran pemerintah Rp566 miliar, maka untung penyelenggaran IMF-WB ini Rp1,13 triliun atau dua kali lipat dari biaya yang dikeluarkan.
Pertemuan IMF-WB juga membuat Indonesia mendapat manfaat dalam Jangka Panjang, yakni meningkatkan pertumbuhan ekonomi di Bali yang sempat menurun akibat Gunung Agung yang diperkirakan 0,64 persen, dari 5,9 persen menjadi 6,54 persen.
Penyelenggaraan pertemuan IMF-World Bank sangat menguntungkan Indonesia. Ajang itu akan membawa 15 ribu orang memasuki Bali. Penyelenggaraannya menjadi rebutan semua Negara karena pertemuan seperti itu pasti memiliki dampak positif. (dewemcf)